MEMUNGUT KENANGAN
Aku benci saat tiba-tiba kita saling diam saling menjauh dan kita seperti dua bocah di timezone yang saling sikut berebut wahana permainan
Kini tak kutemukan lagi kau berseliweran di ponselku dan sejujurnya aku selalu memaksa diriku untuk tidak perduli dengan itu sebab kau memang tak terjangkau kau tak terengkuh dan kau begitu jauh
lalu pada akhir nya aku menyadari satu hal dari ini semua bahwa mungkin memendam perasaan itu adalah cara paling romantis untuk mati pelan-pelan cara paling bijak untuk tidak lagi percaya dengan “HARAPAN”
“PULANG LAH”
disini terlalu banya kenangan yg tercecer dan aku mengambil sudut untuk “MENUNGGU” warna hujan masih sama bulan terlihat pucat aspal jalanan kuyup kebasahan
Orang-orang bersedekap mengatur ritme menyaksikan sisa harapan yang di dendangkan dengan seperangkat tetabuhan
Aku berada di tengah kerumunan orang-orang sibuk dengan gadget nya masing-masing beberapa ada yang memotret tapi tujuan ku kesini hanya satu “MEMUNGUT KENANGAN”