(061) 7883991 | 0877 6644 8555 stims@stimsukmamedan.ac.id

Oleh: EDI WINATA.SE.MM

Case Based Learning (CBL) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang digunakan di berbagai disiplin ilmu, di mana mahasiswa menerapkan pengetahuan mereka pada skenario nyata, yang meningkatkan tingkat kognisi yang lebih tinggi (lihat Taksonomi Bloom). Dalam kelas CBL, mahasiswa biasanya bekerja dalam kelompok pada studi kasus, yaitu cerita yang melibatkan satu atau lebih karakter dan/atau situasi. Studi kasus menyajikan sebuah masalah atau masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu, yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dengan bimbingan dari dosen. CBL memiliki sejarah yang kuat dalam implementasinya di sekolah-sekolah kedokteran, hukum, dan bisnis, dan semakin banyak digunakan dalam pendidikan tinggi, terutama dalam jurusan-jurusan pra-profesional dan sains (Herreid, 1994). Metode ini melibatkan penyelidikan terbimbing dan didasarkan pada konstruktivisme, di mana mahasiswa membentuk makna baru dengan berinteraksi dengan pengetahuan dan lingkungan mereka (Lee, 2012).

Definisi Case Based Learning Menurut Beberapa Ahli

Berikut adalah beberapa definisi CBL menurut beberapa ahli:

Jonassen dan Hernandez-Serrano (2002) CBL adalah metode negosiasi dan renegosiasi makna yang memungkinkan kita untuk memasuki ranah makna orang lain melalui pesan-pesan yang mereka sampaikan dalam cerita-cerita mereka.

Thistlethwaite et al. (2012) CBL adalah suatu bentuk pembelajaran kolaboratif yang melibatkan penggunaan studi kasus sebagai sumber utama untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan profesional.

Williams (2005) CBL adalah suatu strategi pembelajaran yang menggunakan studi kasus sebagai konteks untuk memfasilitasi pembelajaran aktif dan kolaboratif, integrasi pengetahuan, motivasi intrinsik dan ekstrinsik untuk belajar, refleksi diri dan kritis, penyelidikan ilmiah, dan pengembangan berbagai keterampilan belajar.

Pendidikan tinggi memiliki peran yang penting dalam membentuk kualitas sumber daya manusia di berbagai bidang. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki kemampuan kritis dan literasi membaca yang baik untuk menghadapi kompleksitas tantangan masa depan. Dalam upaya meningkatkan kemampuan tersebut, salah satu pendekatan yang efektif adalah metode pembelajaran berbasis kasus (Case-Based Learning/CBL). Artikel ini akan membahas pentingnya CBL dalam meningkatkan critical thinking dan literasi membaca mahasiswa.

Pengertian Case-Based Learning

Case-Based Learning adalah metode pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk memahami konsep dan teori melalui analisis kasus nyata. Dalam CBL, mahasiswa ditantang untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan berdasarkan situasi kompleks yang mereka temui dalam dunia nyata. Proses ini memungkinkan mahasiswa untuk menghubungkan teori dengan aplikasi praktis, sehingga mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan kemampuan berpikir kritis yang lebih kuat.

Meningkatkan Critical Thinking

Critical thinking adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menghubungkan informasi secara kritis untuk mencapai pemahaman yang lebih baik. Dalam CBL, mahasiswa dihadapkan pada berbagai masalah dan dilema yang kompleks. Mereka harus mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan, menyusun argumen berdasarkan bukti, dan merumuskan solusi yang tepat. Proses ini melibatkan kemampuan berpikir analitis, sintetis, serta evaluatif yang akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Dengan berlatih secara terus-menerus melalui CBL, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan kritis mereka untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan karir mereka.

Meningkatkan Literasi Membaca

Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami dan menganalisis teks secara kritis. Dalam konteks CBL, mahasiswa akan diberikan beragam studi kasus yang memerlukan pemahaman mendalam tentang materi dan informasi yang disajikan. Melalui analisis kasus-kasus tersebut, mahasiswa harus membaca, menguraikan, dan memahami informasi yang relevan. Dengan terus berlatih dalam memahami teks kompleks, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan membaca dan pemahaman mereka. Kemampuan literasi membaca yang baik akan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran dan penelitian mereka selama kuliah, serta di masa depan saat mereka terlibat dalam berbagai literatur ilmiah.

Pengembangan Kemampuan Problem-Solving

CBL mendorong mahasiswa untuk menghadapi situasi yang menuntut pemecahan masalah yang kreatif dan inovatif. Melalui proses tersebut, mahasiswa akan terbiasa dengan berbagai tantangan dan berbagai cara untuk menghadapinya. Ini akan mengembangkan kemampuan problem-solving yang efektif, yang merupakan keterampilan penting dalam berbagai aspek kehidupan dan dunia profesional.

Simulasi Pengalaman Praktis

Dalam CBL, mahasiswa akan berhadapan dengan situasi nyata yang serupa dengan yang akan mereka temui di kehidupan nyata atau dunia profesional. Ini memberi mereka kesempatan untuk merasakan pengalaman nyata tanpa harus berhadapan langsung dengan konsekuensi yang nyata. Simulasi ini memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi kompleks, sehingga mereka lebih siap ketika menghadapi situasi serupa di dunia nyata.

Kesimpulan

Metode pembelajaran berbasis kasus (Case-Based Learning) memiliki peran penting dalam meningkatkan critical thinking dan literasi membaca mahasiswa. Melalui CBL, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan literasi membaca, mengasah kemampuan problem-solving, serta mendapatkan simulasi pengalaman praktis yang berharga. Dengan demikian, penerapan CBL di lingkungan pendidikan tinggi akan berkontribusi pada pembentukan generasi muda yang siap menghadapi kompleksitas tantangan masa depan.

Sumber bacaan:

Herreid (1994) Case Studies in Science–A Novel Method of Science Education. National Science Teachers Association. Arlington, Virginia

Jonassen dan Hernandez-Serrano (2002). Case-Based Reasoning and Instructional Design: Using Stories To Support Problem Solving. Springer

Lee (2012). Case-Based Learning. Springer. New York

Thistlethwaite et al. (2012). The effectiveness of case-based learning in health professional education. A BEME systematic review: BEME Guide No. 23.Taylor & Francis. Abingdon, Oxfordshire.

Williams (2005). Case-based learning and its application in medical and health-care fields: a review of worldwide literature. Taylor & Francis.Abingdon, Oxfordshire

×

Hai!

Selamat datang di Situs Website STIM SUKMA MEDAN, klik pada salah satu Tim Support kami dibawah ini, untuk berkomunikasi dengan kami via WhatsApp atau email Kami ke stimsukma1@gmail.com & stims@stimsukmamedan.ac.id.

× Hai! Butuh Bantuan?